Postingan

Fungsi Lingkungan bagi Kehidupan

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungan alam dan lingkungan sosial.  Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi kehidupan manusia.  Berikut fungsi lingkungan bagi kehidupan. 1. Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan Nelayan memperoleh nafkah dari laut. Petani  memperoleh sumber penghidupannya dari lahan pertanian. Pengusaha memperoleh sumber penghidupan nafkah dari proses produksi yaitu mengelola bahan-bahan dari lingkungannya. 2. Lingkungan sebagai Tempat Bekerja Setiap manusia melakukan berbagai aktivitas untuk mencari nafkah. Berbagai aktivitas  tersebut menimbulkan terjalinnya interaksi  sosial. Hal ini juga menunjukkan ketergantungan antarmanusia dengan sesamanya. Melalui interaksi sosial manusia mampu mencapai kesejahteraan hidupnya. 3. Lingkungan sebagai Tempat Tinggal Kalian tentu bisa membayangkan jika  suasana lingkungan rumah kotor dan penuh  dengan sampah yang bau. Tambahan lagi  bising, penuh asap pabrik maupun kendaraan,

Air dan Listrik

Air memiliki manfaat yang sangat besar  bagi kehidupan manusia. Salah satu pemanfaatan air adalah sebagai pembangkit listrik tenaga air. Manfaat air sangat besar dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Oleh sebab itu, dalam pemanfaat air hendaknya diimbangi dengan kesadaran menjaga di bumi. Membuang-buang air merupakan perbuatan yang tidak bijak.  Air dan listrik menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa digantikan oleh apa pun. Kegiatan sehari-hari akan terganggu ketika pasokan air dan listrik terganggu. Di Indonesia, pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasokan listrik bagi masyarakat. Banyaknya ketersediaan air menjadi salah satu alasan paling mendasar untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di Indonesia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di Indonesia memiliki banyak waduk atau bendungan. Waduk atau bendungan merupakan salah satu rangkaian sistem dari pembangkit listrik tenaga air. Aliran air dar

CATATAN SEORANG MURID DAN GURU

Gambar
Saat saya menjadi murid, saya berpendapat, guru yang hebat adalah seseorang yang ramah di kelas, memberikan sedikit tugas dan pekerjaan rumah.  Tak perlu dikatakan lagi, perspektif saya berubah setelah bertahun-tahun terjun sebagai bagian dalam dunia pendidikan. Mengajar adalah profesi yang sulit, dan beberapa guru tidak pernah naik di atas biasa-biasa saja. Mereka hanya melakukan minimal dan tidak lebih. Mungkin diantaranya adalah saya. Disisi lain, kita pun dapat jumpai guru yang berbeda, yang bekerja tanpa lelah untuk menyediakan lingkungan yang menantang dan memelihara bagi murid mereka. Dia adalah ‘Guru Literat.’  ‘Guru Literat’ seseorang yang “melek” mampu memahami sesuatu karena telah membaca informasi yang benar dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahamannya terhadap apa yang dibaca. Dan satu hal yang perlu kita garis bawahi, kepekaan atau literasi seseorang tidak muncul begitu saja. Pengajaran yang hebat tampaknya lebih tentang sikap kita terhadap murid kita, mata pelajaran ki

Taman Rumah Pohon

Devina memiliki sebuah rumah pohon. Rumah pohon itu terletak di batang pohon jambu yang berada di taman rumahnya. Rumah pohon itu lumayan luas. Di dalam rumah pohon itu ada lemari kecil tempat buku-buku cerita, 5 buah bantal besar, 2 buah tikar, sebuah selimut, 3 buah foto keluarga, dan kotak perlengkapan. Jika sedang murung, Devina lebih memilih berdiam diri di rumah pohonnya itu sampai sore. Kadang, dia juga menginap di rumah pohonnya bersama teman-temannya sambil mengadakan pesta.   Suatu siang, Devina mengajak Ira, Ovi, Tata, dan murid baru di kelasnya, Jenny, untuk mengadakan pesta di rumah pohonnya. Tentu saja mereka menerima ajakan itu dengan senang hati. Kebetulan, besok sekolah libur karena para guru akan rapat. Sore hari, teman-teman Devina datang. Mereka pun mengadakan pesta jambu sampai malam berganti pagi. Teman-teman Devina segera pulang ke rumahnya masing-masing. Sebelum pulang, mereka berbincang-bincang dulu. ”Rasanya, aku ingin memiliki rumah pohon yang banyak,” ucap J

ISTILAH 'ON' ATAU ONGAESHI

Mentraktir orang Jepang itu tidak mudah. Biasanya kalau kita mengajak orang Jepang makan, itu artinya masing-masing akan membayar sendiri-sendiri (betsu-betsu). Pada dasarnya, orang Jepang tidak mau ditraktir karena dianggap utang budi. Dan utang budi dianggap sebagai beban yang berat. Kalau ada orang Jepang yang sakit, umumnya mereka tak mau ditengok, karena katanya, ada kewajiban moral bagi si sakit atau keluarganya untuk membalas kunjungan itu. Konon lagi, di beberapa daerah ada aturan yang menentukan berapa persen yang harus dikembalikan oleh keluarganya kalau ada yang datang melawat kepada orang yang meninggal dan memberikan uang duka. Orang Jepang mengenal istilah 恩(on) atau 恩返し (ongaeshi) yang berarti balas budi. Orang Jepang merasa berhutang budi atas segala kebaikan yang diterimanya. Maka dari itu, ia akan menolak sebisa mungkin kebaikan yang kita tawarkan. Jikapun “terpaksa” menerima tawaran tersebut, maka akan ia ingat terus sampai ia bisa membalas kebaikan yang diterimanya.

Kendi Emas dan Ular

Gambar
Alkisah hiduplah sepasang suami istri yang sangat sederhana. Keduanya sangat merindukan anak, tetapi Tuhan mentakdirkan mereka tidak memiliki anak. Secara ekonomi, kedua petani sederhana itu jauh dari layak, sangat miskin sekali. Namun, semangat untuk bekerja mereka luar biasa. “Ya Tuhan, turunkan kepada kami rezeki dari langit. Kami ingin hidup layak” pinta Pak Petani dengan nada berharap. Setelah berdoa di rumah, ia pun bergegas ke ladang. Walau ladang orang lain, ia tetap bekerja sepenuh hati demi bertahan hidup. Sang istri kadang ke sawah membantu, dan kadang di rumah. “Apa itu, kok ada benda jatuh dari langit ?” Pak petani itu kaget karena melihat sebuah benda jatuh ke sawah, tak jauh dari posisinya mencangkul. Karena penasaran, ia melihat sekeliling dan memastikan bahwa itu bukan perbuatan orang lain. “Benda apa ya? Kok aneh, tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba ada benda jatuh”. Ia pun memeriksa benda itu yang ternyata jatuh di antara padi di sawah. Ternyata benda itu sebuah ken

Roro Jonggrang

Roro Jonggrang adalah seorang putri dari Kerajaan Prambanan. Raja Prambanan, ayah Roro Jonggrang gugur dalam pertarungan melawan Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Akibatnya, Bandung Bondowoso menguasai Kerajaan Prambanan.   Bandung Bondowoso yang tamak menginginkan Roro Jonggrang sebagai permaisurinya. Roro Jonggrang yang tidak mau diperistri oleh Bandung Bondowoso pun mengajukan sebuah syarat.  ”Aku bersedia menjadi permaisurimu, Bandung Bondowoso. Tetapi, ada syarat yang harus kau penuhi. Jika berhasil, aku akan menikah denganmu. Namun, jika kau gagal izinkan aku pergi,” kata Roro Jonggrang.  ”Apa pun yang kau minta akan aku penuhi, Roro Jonggrang. Jika aku gagal memenuhinya, aku akan mengembalikan kerajaan ini kepadamu,” sahut Bandung Bondowoso angkuh.  ”Aku minta kau membangun seribu candi untukku. Semua harus selesai sebelum matahari terbit esok.” Sahut Roro Jonggrang.  ”Baiklah, aku pasti berhasil memenuhi syarat yang kau buat.” Jawab Bandung Bondowoso angkuh.